Skip to main content
Berita

Workshop Asean Drug Monitoring Network (ADMN) ke-7

Dibaca: 49 Oleh 01 Apr 2019Tidak ada komentar
#BNN #WarOnDrugs #SpeedUpNeverLetUp #IndonesiaBersinar

Kantor Dewan Pengendalian Narkotika (ONCB) menjadi tuan rumah workshop ADMN 7 di Chatrium Hotel Riverside Bangkok, selama 05-07 Maret 2019. Upacara pembukaan workshop dipimpin oleh Pol.Gen. Ruangsak Jritake, Penasihat Menteri Kehakiman. Sekitar 100 perwakilan dari 10 Negara Anggota ASEAN (AMS), Sekretariat ASEAN, Jaringan Akademik Penyalahgunaan Zat Thailand, dan staf ONCB menghadiri workshop tersebut.

Workshop tersebut bertujuan untuk berbagi informasi di antara AMS tentang situasi narkoba di kawasan ini, melakukan laporan pemantauan narkoba ke-4 di kawasan ASEAN, dan meninjau Manual Sistem Laporan ADM yang memberi AMS standar kerja yang sama.

Menurut tiga laporan sebelumnya (2015-2017), obat-obatan utama penyalahgunaan di ASEAN adalah ATS (tablet methamphetamine dan ICE), diikuti oleh heroin, ganja, dan opium. Mereka telah meningkat secara signifikan. Obat-obatan terlarang yang akan dipantau secara ketat di ASEAN dikategorikan ke dalam 2 kelompok :

  1. Kelompok pertama adalah ATS, obat terlarang yang paling banyak disalahgunakan di ASEAN.
  2. Kelompok kedua adalah NPS seperti XLR-11 atau kokain sintetis yang tersebar luas di ASEAN, khususnya di Vietnam. Mereka cenderung meningkat secara signifikan dalam jenis dan jumlah. Fly High, obat pesta, ditemukan di Filipina sementara ketamin telah banyak disalahgunakan di Thailand.

Kirim Tanggapan

made with passion and dedication by Vicky Ezra Imanuel